Jumat, 02 November 2007

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Pencapaian Hasil Belajar dan minat dalam belajar IPA merupakan variabel keberhasilan belajar IPA. Secara kalsikal, lebih dari 44,8 % siswa kelas VIII tahun pelajaran 2006/2007 belum mencapai tuntas belajar. Rendahnya daya serap siswa dalam pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai kurang efektifnya proses belajar mengajar. Peningkatan hasil belajar IPA dilakukan dengan teknik pembelajaran Jigsaw sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan peluang meningkatkan aktifitas belajar bagi siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus terdiri dari tahap-tahap : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengumpulan data, dan refleksi. Tindakan (intervensi) berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Respon kemajuan hasil belajar IPA diperoleh dari tes ulangan harian dan minat siswa terhadap model pembelajaran IPA yang berorientasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh dari hasil angket minat siswa, wawancara siswa, learning log siswa, dan jurnal guru. Validasi instrumen dilakukan secara critical reflection antar guru sejawat. Sedangkan validasi hasil dilakukan dengan triangulasi dari siswa, guru dan guru sejawat. Hasil refleksi tiap siklus digunakan untuk merencanakan langkah-langkah lanjutan.
Hasil tindakan menunjukkan nilai rata-rata ulangan harian sebesar 62.5 (siklus I), 69 (siklus II), dan 73 (siklus III). Jumlah siswa yang tuntas belajar juga meningkat sebesar 64 % (siklus I), 71 % (siklus II), dan 76 % (siklus III). Sedangkan dari hasil angket minat siswa terhadap pelajaran IPA diperoleh hasil siswa yang memiliki minat tinggi terhadap pelajaran IPA sebesar 59.5 % (siklus I), 73.8 % (siklus II), 81 % (siklus III). Secara kualitatif suasana pembelajaran IPA dirasakan lebih kondusif dibandingkan sebelum dilakukannya penerapan model pembelajaran tipe jigsaw. Suasana pembelajaran IPA yang lebih kondusif terutama tampak pada timbulnya penciptaan hubungan dan kerjasama antar siswa dalam belajar. Spontanitas siswa dan diskusi dapat berkembang sehingga hambatan komunikasi antar guru dan siswa berkurang. Jadi secara umum, pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw merupakan model yang sangat baik untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Karena waktu pelaksanaan baru 3 siklus dan tiap siklus waktunya sangat singkat, maka hasil refleksi pada siklus III dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru belum terekam seluruhnya dan perubahan siswa (sebagai subyek penelitian) tampak masih belum maksimum. Oleh karena itu perlu dikaji lebih lanjut pada penelitian berikutnya.

Tidak ada komentar: